Ketua Bunda PAUD Provinsi Jambi, Hesnidar Haris (tengah) saat mengikuti dialog pendidikan orang rimba, Rabu (3/9/2025). ANTARA/HO-Diskominfo Provinsi Jambi
Kota Jambi (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Jambi menegaskan pendidikan sejak dini bagi Suku Anak Dalam (SAD) sangat penting dan menjadi bagian dari upaya meningkatkan sumber daya manusia kelompok orang rimba tersebut.
"Kita berkomitmen menghadirkan layanan pendidikan inklusif bagi seluruh anak, termasuk komunitas SAD," kata Bunda PAUD Provinsi Jambi, Hesnidar Haris, di Jambi, Rabu.
Beberapa waktu yang lalu dia melihat langsung proses belajar mengajar komunitas anak rimba di kawasan Desa Hajran, Kecamatan Bathin XXIV, Kabupaten Batang Hari.
Di sana ia melihat semangat belajar yang cukup tinggi. Hal tersebut membuktikan komunitas SAD telah menyadari pentingnya pendidikan formal bagi mereka.
Menurut Hesti, pendidikan anak usia dini penting untuk membangun kemampuan dasar baca dan tulis, termasuk pembentukan karakter.
Baca juga: Jalan tengah mengatasi masalah masyarakat adat Suku Anak DalamBaca juga: Membangun masa depan hutan lestari di Taman Nasional Bukit Dua Belas
Hal tersebut dibutuhkan agar anak-anak SAD mampu beradaptasi dengan masyarakat luas ketika mereka keluar dari komunitas.
Untuk penguatan karakter, ia mengimbau SAD membangun tujuh kebiasaan positif. Meliputi bangun pagi secara teratur, beribadah, olahraga, makan bergizi, gemar belajar, bersosialisasi dengan masyarakat, dan membiasakan tidur malam tepat waktu.
"Kebiasaan ini harus dimulai bukan hanya dari anak-anak, tetapi juga dari teladan orang tua dan guru," katanya.
Akademisi sekaligus Aktivis Sobat Eksplorasi Anak Dalam (SEAD), Reny Ayu Wulandari menegaskan bahwa pendidikan bagi anak-anak SAD merupakan kebutuhan mendasar yang tidak bisa disamakan dengan pendidikan umum.
Menurut dia, kurikulum dan metode pembelajaran harus menyesuaikan dengan kondisi sosial-budaya komunitas SAD, terutama bagi kelompok yang masih hidup berpindah-pindah (nomaden).
"Relawan sering kali harus membawa tenda sendiri agar kegiatan belajar tetap berjalan. Hal ini memang menjadi tantangan, tetapi sangat penting untuk memastikan mereka tetap mendapat akses pendidikan," terang Reny.
Baca juga: Mensos sebut Sekolah Rakyat juga sasar anak komunitas adat terpencilBaca juga: Warsi dorong pemulihan hutan sebagai ruang hidup Orang Rimba
Pewarta: Agus SuprayitnoEditor: Riza Mulyadi Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.